Pengertian IPTEK ( Bagian 2 )


A.  PENGERTIAN IPTEK

Iptek, atau yang kita sebut sebagai ilmu pengetahuan dan teknologi adalah suatu jalan dimana yang fungsinya sendiri untuk membantu segala jenis kebutuhan manusia, agar sesuatu dapat dilakukan dengan mudah dengan sarana pemikiran manusia dan penciptaan alat-alat yang dapat mendukung kegiatan praktis.

Iptek dalam kehidupan manusia selalu berkembang dari waktu ke waktu. Dari tingkatan Teknologi yang minim dan tradisional dari bahkan cuma kapak batu hingga teknologi yang semakin komplek yang terus berkembang sampai saat ini.


B. IPTEK PADA MASA PRASEJARAH INDONESIA

sejak zaman neolithikum, masyarakat indonesia telah mengenal pengetahuan yang cukup tinggi. Dimana masyarakat telah mampu memanfaatkan angin musim sebagai tenaga penggerak dalam aktifitas pelayaran dan perdagangan. juga mengenal astronomi atau ilmu perbintangan sebagai petunjuk arah pelayaran atau petunjuk waktu dalam bidang pertanian.Selain berkembangnya ilmu pengetahuan, masyarakat prasejarah juga mengenal teknologi di bidang pengecoran logam. sehingga mulai saat itu, masyarakat telah dapat menghasilkan alat alat dari logam yang sangat banyak membantu serta mempermudah segala aktifitas manusia saat itu.


C. IPTEK DI INDONESIA SEKITAR ABAD 20

Berawal dari teknologi sederhana di masa prasejarah, yang hanya berupa pengecoran logam, Yang masih berupa teknologi sederhana.Sekarang di zaman modern di abad ke 20. Telah mengalami berbagai perkembangan yang signifikan. Perkembangan yang drastis yang menciptakan sebuah peradaban yang luar biasa.

Di indonesi sendiri khususnya, di mulai dari pemasukan pemasukan teknologi oleh kaum penjajah seperti senjata api, mesiu ataupun meriam untuk keperluan perang. Juga masih terasa dan terwariskan teknologi teknologi lain warisan kaum penjajah ketika mereka ciptakan di indonesia seperti radio dan lain sebagainya.

Abad 20 memang merupakan abad perkembangan terpesat di indonesia mengenai teknologi. Antara berbagai bidang dan segi kehidupan.

sekarang iptek telah mengalami banyak perkembangan dan perubahan perubahan besar. Berbagai bentuk pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi terus di kembangkan. Semua, hanya dengan satu tujuan, mempermudah kehidupan manusia.Jika di bandingkan dengan Iptek di abad 20'an. Iptek saat ini jauh lebih baik dan semakin praktis. Tidak hanya lebih baik mengenai pengembangan dari teknologi teknologi yang sebelumnya sudah ada. Tapi juga dengan teknologi teknologi baru di indonesia. Teknologi teknogi yang terus berkembang, misalnya saja yaitu Handphone dan internet yang kini dengan pengguna lebih dari 502 juta pengguna di indonesia (tahun 2003) menurut perhitungan IDC.

Juga berbagai teknologi teknologi lainya seperti robot, model roket, PLTN, dan berbagai teknologi lainya.



D.  PARADIGMA ISLAM DALAM PERKEMBANGAN IPTEK

paradigma Islam, yaitu paradigma yang memandang bahwa agama adalah dasar dan pengatur kehidupan. Aqidah Islam menjadi basis dari segala ilmu pengetahuan. Aqidah Islam –yang terwujud dalam apa-apa yang ada dalam al-Qur`an dan al-Hadits– menjadi qa’idah fikriyah (landasan pemikiran), yaitu suatu asas yang di atasnya dibangun seluruh bangunan pemikiran dan ilmu pengetahuan manusia (An-Nabhani, 2001). Paradigma ini memerintahkan manusia untuk membangun segala pemikirannya berdasarkan Aqidah Islam, bukan lepas dari aqidah itu. Ini bisa kita pahami dari ayat yang pertama kali turun (artinya) :
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan.”
(Q.S. al-‘Alaq [96]: 1).

ketika Aqidah Islam dijadikan landasan iptek, bukan berarti konsep-konsep iptek harus bersumber dari al-Qur`an dan al-Hadits, tapi maksudnya adalah konsep iptek harus distandardisasi benar salahnya dengan tolok ukur al-Qur`an dan al-Hadits dan tidak boleh bertentangan dengan keduanya (Al-Baghdadi, 1996: 12). Jika kita menjadikan Aqidah Islam sebagai landasan iptek, bukan berarti bahwa ilmu astronomi, geologi, agronomi, dan seterusnya, harus didasarkan pada ayat tertentu, atau hadis tertentu. Kalau pun ada ayat atau hadis yang cocok dengan fakta sains, itu adalah bukti keluasan ilmu Allah yang meliputi segala sesuatu, bukan berarti konsep iptek harus bersumber pada ayat atau hadis tertentu. Banyak ayat-ayat al-Qur’an yang menunjukkan betapa luasnya ilmu Allah sehingga meliputi segala sesuatu, dan menjadi tolok ukur kesimpulan iptek, bukan berarti bahwa konsep iptek wajib didasarkan pada ayat-ayat tertentu. Jadi, yang dimaksud menjadikan Aqidah Islam sebagai landasan iptek bukanlah bahwa konsep iptek wajib bersumber kepada al-Qur`an dan al-Hadits, tapi yang dimaksud, bahwa iptek wajib berstandar pada al-Qur`an dan al-Hadits. Ringkasnya, al-Qur`an dan al-Hadits adalah standar (miqyas) iptek, dan bukannya sumber (mashdar) iptek. Artinya, apa pun konsep iptek yang dikembangkan, harus sesuai dengan al-Qur`an dan al-Hadits, dan tidak boleh bertentangan dengan al-Qur`an dan al-Hadits itu.

E.  PENGUASAAN IPTEK MENJADI KUCI UTAMA

Lemahnya sistem pendidikan menjadi salah satu faktor rendahnya penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Di tengah kemajuan peradaban Barat, kita harus sibuk membenahi sistem pendidikan. Latar belakang pendidikan yang pas-pas diduga kuat membawa implikasi negatif pada cara pandang terhadap syariat Islam. Ajaran Islam Islam yang memiliki cakupan luas, oleh sebagian pihak disempitkan maknanya menjadi “Syariat Islam” dan kemajuan peradaban lain dimaki-maki. Sementara ajaran-ajaran yang membawa kesejahteraan umat hampir tidak dikatakan sebagai syariat. Semua problem sosial, pemikiran, dan pola gerakan keagamaan umat yang emosional harus dibenahi melalui pendidikan.
Adanya sebagian umat Islam yang menyempitkan ajaran Islam menjadi syariat dan syariat dimaknai sebagai hukum jinayah (pidana). Itu karena keterbatasan pemikiran yang bermula pada keterbatasan pendidikan atau hanya mempelajari pendidikan sepihak. Kita ingin mengajarkan sains dan teknologi tapi bernapaskan Islam. Anaknya hafiz al-Quran tapi mampu mengaplikasikan itu kepada kehidupan nyata. Sekarang ini banyak sekali umat Islam yang berpikiran sederhana. Jadi pada waktu kita mendengar omongan mereka (tentang ajaran Islam disempitkan menjadi syariat dan jinayah) kita akan berpikir mereka orang bodoh semua. Contoh hujatan yang meminta sistem Khilafah diterapkan kembali agar semua masalah dapat diselesaikan. Demokrasi haram, dan sebagainya. Jadi, pandangan semacam itu dalam istilah ilmu pemikiran, sangat simplistis (sangat sederhana). Di beberapa tempat orang–orang yang memuja-muja kejayaan masa lalu itu dilarang, karena ini akan membodohi rakyat. Jadi sekarang kita menginginkan seorang pemikir Islam yang dasar agamanya kuat tapi dia bukan ahli agama, dia melihat al-Quran berdasarkan sains dan teknologi itu. Itu yang kini kita ketinggalan. Padahal pada zaman Nabi umat Islam menguasai hal itu.

Rasul saw. bersabda: “Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim (dan muslimah)”
(HR Ibnu Adi dan Baihaqi, dari Anas ra)

Kata ‘ilmu’ pada hadits di atas, bermakna umum. Baik ilmu agama maupun sains dan teknologi. Sehingga dalam pendidikan Islam, ilmu agama dan ilmu umum diberikan pada anak didik dengan porsi yang sama besarnya dan didukung oleh media yang menunjang terhadap pendalaman ilmu keduanya.

Ilmu agama diajarkan untuk membentuk kepribadian Islam yang unggul pada anak didik. Untuk itu, saat mengajar guru pun nggak asal nyablak. Tapi selalu menekankan peran agama sebagai aturan hidup dengan mengkaitkan setiap mata pelajaran dengan akidah Islam dan hukum-hukum Islam. Guru juga selalu mengingatkan anak didik akan kehidupan mereka di dunia dan akhirat serta hubungan erat dua kehidupan itu. Sehingga cara berpikir dan berperilaku anak didik disandarkan pada aturan hidup Islam. Makanya mengenal Islam lebih dalam wajib hukumnya bagi tiap individu (fardhu a’in), nggak boleh diwakilkan. Karena berkaitan dengan masa depan kita di akhirat.

Sementara pengetahuan sains dan teknologi disajikan untuk mempersiapkan generasi yang punya keahlian dalam memanfaatkan alam semesta yang telah Allah anugerahkan untuk kemaslahatan umat. Rasul pernah mengutus dua orang shahabatnya ke negeti Yaman untuk mempelajari teknologi pembuatan tank kayu pelempar batu (dababah/manjanik). Beliau pun menganjurkan kaum wanita agar mempelajari ilmu tenun, menulis, dan merawat orang-orang sakit (pengobatan). Rasul bersabda, “Hiasilah wanita-wanita kalian dengan ilmu tenun”. (HR al-Khatib dari Ibnu Abbas ra)

F.  INFO IPTEK (FOTEK)

Apakah IQ itu ?
Tingkat kecerdasan seorang anak yang ditentukan secara metodik oleh IQ (Intellegentia Quotient) memegang peranan penting untuk suksesnya anak dalam belajar. Menurut penyelidikan, IQ atau daya tangkap seseorang mulai dapat ditentukan sekitar umur 3 tahun. Daya tangkap sangat dipengaruhi oleh garis keturunan (genetic) yang dibawanya dari keluarga ayah dan ibu di samping faktor gizi makanan yang cukup.

IQ atau daya tangkap ini dianggap takkan berubah sampai seseorang dewasa, kecuali bila ada sebab kemunduran fungsi otak seperti penuaan dan kecelakaan. IQ yang tinggi memudahkan seorang murid belajar dan memahami berbagai ilmu. Daya tangkap yang kurang merupakan penyebab kesulitan belajar pada seorang murid, disamping faktor lain, seperti gangguan fisik (demam, lemah, sakit-sakitan) dan gangguan emosional. Awal untuk melihat IQ seorang anak adalah pada saat ia mulai berkata-kata. Ada hubungan langsung antara kemampuan bahasa si anak dengan IQ nya. Apabila seorang anak dengan IQ tinggi masuk sekolah, penguasaan bahasanya akan cepat dan banyak.

Rumus kecerdasan umum, atau IQ yang ditetapkan oleh para ilmuwan adalah." Contoh : Misalnya anak pada usia 3 tahun telah punya kecerdasan anak-anak yang rata-rata baru bisa berbicara seperti itu pada usia 4 tahun. Inilah yang disebut dengan Usia Mental. Berarti IQ si anak adalah 4/3 x 100 = 133.




Rating: 5

0 komentar: