Keramik dan Sejarahnya (Bagian 1)

Keramik

Keramik adalah hasil dari suatu kebudayaan, walau demikian, tidak aneh ketika disain keramik berubah, karena kebudayaan selalu berkembang seiring dengan kemajuan manusia. Tradisi memproduksi keramik sudah di mulai sejak jaman neolitikum karena dalam pengerjaan sudah ketingkat yang lebih halus. Keramik yang bahan dasar utamanya dari tanah, secara umum mengalami proses pembuatan sebagai berikut : pengolahan tanah liat agar tidak ada yang berlubang, dan di bentuk dengan kehendak penciptanya, dan akhirnya dibakar demi kuatnya barang.. Evolusi sebuah keramik menunjukan berkembangnya suatu peradaban yang menimbulkan komunikasi masa lampau dan yang sekarang dominan serta berakar. Ribuan tahun yang lalu, tanah liat berada di sembarang tempat dan digunakan untuk pembuatan keramik. Sejak jaman prasejarah hingga barang itu menjadi kuat, selain itu lebih tahan lama terus mengalami perubahan yang berarti. Keramik bercorak primitive yaitukramik yang berwarna hitam dan mudah pecah. Penemuan pada umumnya di temukan wilayah Timur- Tengah.

Keramik yang mempunyai nilai tinggi tingkatannya yang masuk ke Indonesia ialah dari Cina, Vietnam, Muang Thai zaman Jawa Timur sebagai pusat kekuasaan di Indonesia . Khususnya yang berasal dari China sangat diminati orang, baik karena mutunya maupun keindahannya. Dalam zaman VOC banyak kapal menjadi pengangkut Keramik dalam perdagangan Asia. Dalam catatan di kantor pusat di Batavia, sejumlah kapal VOC tenggelam pada hal kapal-kapal tersebut banyak membawa keramik. Itulah yang kemudian dilacak oleh pemburu keramik untuk ditemukan kembali.

Di Indonesia banyak daerah yang terkenal sebagai sentra Industri Keramik, seperti di Jawa Tengah tersebar di kota Semarang, Kabupaten Banjarnegara, Kabupaten Purbalingga, dan Kabupaten Jepara. Di Jawa Barat ada daerah yang terkenal sebagai sentra Industri Keramik yaitu sentra industri keramik Plered yang berada di kabupaten Purwakarta. . Keramik Plered rasanya tidak asing lagi bagi masyarakat Jawa Barat, bahkan untuk sebagaian masyarakat Indonesia. Plered dikenal sebagai salah satu objek wisata di kabupaten Purwakarta. Keberadaan keramik Plered yang berpusat di desa Anjun ada sejak ratusan tahun silam. Banyak versi yang menyangkut sejarah keramik di daerah ini. Ada yang mengatakan nenek moyang orang Plered berasal dari Plered Yogyakarta. Mereka adalah prajurit kerajaan Mataram yang menyerbu Batavia pada tahun 1629 dan ketika kalah perang, mereka enggan pulang dan memilih menetap di Desa Anjun, wilayah Plered. Disini mereka meneruskan keahlian sebelum menjadi prajurit yakni membuat gerabah . Jadilah wilayah yang mereka tinggali dinamakan Plered sama dengan kampung halaman mereka. Versi lain nama Plered dan keramik sudah ada sejak jaman Neolitikum . pada jaman tersebut, penduduk telah berdatangan di daerah cirata menyusuri daerah citarum. Dari hasil penggalian didaerah cirata ditemukan peninggalan dari batu, kapak persegi , alat untuk menumbuk dan lalu hal tersebut menunjukan bahwa penduduk di daerah tersebut memiliki kegiatan bertani, berhuma diladang, menanam padi dan berburu. Di daerah Cirata, juga diketemukan belanga dan periuk dari tanah, yang perbuatannya sangat sederhana . Di daerah cirata telah ada panjunan , Tempat membuat barang-barang dari tanah liat yang disebut gerabah. Sedangkan di daerah Plered telah terdapat kelompok manusia atau penduduk di derah Panjunan / Anjun , Plered , Nanggorak , Citalang , Gandasoli , dan Cirata . Di daerah Panjunan / Anjun , penduduknya sudah membuat gerabah dan tanah liatnya diambil dari Citalang dan Citeko.

Selain itu, menurut catatan pemerintah Kolonial Belanda industri keramik ini, sudah ada sejak tahun 1795 di mana sekitar Citalang Lio-Lio (tempat pembuatan genteng dan batu-bata, gentong, dan tempayan dan alat-alat kebutuhan rumah tangga), dari sejak itu rumah penduduk yang semula beratap injuk, sirap, daun kelapa dan alang-alang berubah menjadi genteng . Namun menurut seorang tokoh keramik Plered Bapak Darma Kapal bahwa kegiatan pembuatan keramik Plered resmi adanya sejak tahun 1904. Tokoh keramik kala itu adalah ki Dasjan, Sarkun, Aspi, dan Entas. Mereka sudah membuat keramik kasar untuk kebutuhan alat rumah tangga seperti kendi dan tempayan. Bahkan sekitar Anjun (Panjunan) sudah di mulai pembuatan tembikar/gerabah. Mulai tahun 1935, gerabah menjadi industri rumah tangga dan pada tahun yang sama pula ada perusahaan Belanda yang membuat pabrik besar bernama Hendrik De Boa di Warungkandang , Plered. Sampai sekarang keberadaan sentra industri keramik Plered masih eksis dan banyak memproduksi produk unggulan keramik yang mempunyai pasaran ekspor.


Ref: Nawawi Keramik




Rating: 5

0 komentar: